Seks anal atau anal sex / anal intercourse adalah hubungan seksual melalui dubur atau rectum, baik yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu, tangan / jari, lidah dan benda lainya. Secara spesifik seks anal dapat digolongkan kedalam aktifitas seksual yang sebenarnya. Dimana kepuasan seksual bisa juga diperoleh melalui hubungan ini. Anal seks sangat berbahaya, setidaknya ada 10 jenis penyakit yang bisa muncul akibat anal seks. Sebagian merupakan penyakit menular dan selebihnya berupa trauma, cidera termasuk resiko terserang kanker dubur. Dari data yang ada, kasus terjadinya kanker dubur / anal cancer cukup tinggi di kalangan homoseksualitas atau gay dan sebagian kecil lainya dialami oleh pasangan heteroseksual. Maka dari itu, aktivitas hubungan seksual secara anal tidak umum dilakukan.

Secara medis, diperkirakan iritasi mekanis yang lama pada liang dubur yang timbul akibat aktivitas anal seks, merupakan pemicu timbulnya sel - sel kanker dubur. Sedangkan penyakit menular seksual lainya seperti HPV (human papiloma vitus), gonorrohea, herpes kelamin, hepatitis B, dan HIV-AIDS, berpontensi ditularkan lewat seks anal dari cidera berupa lecet atau belah pada liang dubur. Selain itu, bisa juga timbul pernanahan, terbentuknya jembatan saluran (fisula), serta terbentuknya wasir. Semua penyakit yang terhubung dalam aktivitas ini bisa disembuhkan kecuali herpes dan HIV - AIDS. Maka dari itu obyek dari aktifitas ini harus melakukan pemeriksaan ANAL - PAP secara rutin. tujuannya untuk mengetahui adanya perubahan sifat sel - sel disekitar liang dubur dan saluran dubur sejak dini.

Keselamatan Dan Kebersihan Seks Anal

Dalam melaukan aktivitas ini, ada baiknya untuk selalu memperhatikan segi keamanan dan kebersihan dari kedua belah pihak secara sederhana.Hal ini setidaknya akan mengurangi resiko untuk tertular berbagai macam penyakit seperti tertera diatas. Yang perlu diperhatikan adalah membersihkan volume debit usus sebelum melakukan anal intercourse serta selalu menggunakan kondom untuk aktivitas ini. Kondom berpelumas merupakan pilihan yang cukup baik untuk aktivitas anal seks. Karena liang dubur tidak memproduksi pelumas untuk aktivitas seksual. Selain itu, pelumasan akan mengurangi resiko terjadinya lecet pada dinding dubur sehingga mengurai luka yang memicu timbulnya berbagai penyakit. Pemilihan pelumas yang bisa digunakan dalam aktivitas ini sebaiknya menggunakan pelumas yg berbahan dasar air sehingga tidak merusak bahan kondom serta menimbulkan iritasi pada dinding liang dubur.

Untuk mengurangi terjadinya luka / lecet pada saat aktivitas anal seks, selain menggunakan pelumas, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini :
  • Komunikasi secara ferbal maupun nonferbal untuk menciptakan kondisi hubungan yang santai dan nyaman. Karena kondisi ini sangat berpengaruh pada saat melakukan penetrasi awal pada liang dubur. Ketidaknyamanan akibat dari ketegangan pada saat penetrasi bisa menimbulkan lencet pada saat berhubungan. Hal ini disebabkan karena dinding liang dubur tidak mempunyai saraf khusus yang bisa menyesuaikan dengan penetrasi anal intercourse.
  • Pemilihan posisi, juga memberikan kontribusi dalam terjadinya lecet pada anal seks. Maka dari itu, perlu dipertimbangkan pemilihan posisi yang tepat pada saat berhubungan anal intercouse. Posisi seks yang tepat akan memudahkan penetrasi anal intercourse menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Selain itu, akan memudahkan pengontrolan saat berhubungan. Sehingga resiko yang mungkin terjadi akibat hubungan ini dapat dihindari.

Comments (0)

Posting Komentar

Your Ad Here